Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Untukmu Bridge Indonesia

Bismillahi Arrahmaan Arrahiim Seperti pernah kami tuliskan di blog ini syahrialiali.com, “Mengenal LTPB, Software Pembelajaran Bridge” dan juga seperti yang sudah kami unggah di youtube, banyak pecinta bridge yang menanyakan kapan akan dirilisnya LTPB-1 terjemahan bahasa Indonesia yang sudah ready lebih dari 10 tahun lalu. Beberapa kegiatan terkait sudah kami lakukan diantaranya izin dari pemilik aplikasi dalam hal ini ACBL (American Contract Bridge League) dan juga mencari sponsor untuk penerbitan aplikasi ini. Keterbatasan yang kami temui adalah sponsor tak kunjung ditemukan dan juga kami tidak diperkenankan mengubah atau menambahkan sesuatu ke aplikasi ini hanya sekedar menerjemahkannya. Terlampir adalah email dari ACBL yang mengizinkan  aplikasi boleh di-publish. Perizinan ikut dibantu oleh Fred Gitelman sang pembuat aplikasi. Thank you Fred. Vicki Campbell   <Vicki.Campbell@acbl.org> 4/9/12 to Fred, me Hi Fred & Rial, Sounds like a good id...

Si Flamboyan Zia Mahmood

Gambar
  Zia, nama ini begitu melegenda. Ya, dia adalah pe-bridge profesional yang lahir di Pakistan di benua Asia, bukannya di Eropa atau Amerika yang gudangnya pemain bridge hebat, pada 7 Januari 1946. Sekolah di Inggris dari umur 16 hingga 21 tahun dan mendapat gelar akuntan dari  the Institute of England and Wales dan menghabiskan waktu selama 3 tahun mengelola jaringan surat kabar keluarganya di Pakistan. Dia juga pernah tinggal selama 18 bulan di Abu Dhabi mengembangkan bisnisnya. Zia Mahmood menikah dengan Lady Emma dan mempunyai dua anak lelaki Zain dan Rafi,   Zia mencapai ketenaran dalam dunia bridge dengan sangat cepat. Pada tahun 1981 dia memimpin tim Pakistan yang tidak begitu dikenal dunia bridge keluar sebagai juara kedua Bermuda Bowl, sebuah ajang bridge paling bergensi di dunia dalam nomor beregu terbuka. Lima tahun kemudian (1986) Zia kembali memimpin team Pakistan lagi-lagi keluar sebagai juara kedua Rosenblum, sebuah tournament besar tingkat dunia yang membuat nam...

OPINI - Ferdy Waluyan

Dalam buletin hari ke-4 PON XIX Jabar, Pak Guru demikian dia biasa dipanggil menulis tentang kecurangan dalam olahraga bridge, Mengingat tulisan ini sangat bagus maka atas izin pak guru, tulisan ini kami muat disini. ♠ ♥ ♦ ♣ Belum lama berselang, World Bridge Federation (WBF) menjatuhkan sanksi membatalkan regu senior Jerman sebagai juara dunia kategory senior tahun 2013 dan sanksi skorsing kepada beberapa pemain kenamaan di Eropa karena terbukti bermain curang (cheating). Keputusan WBF ini dilakukan melalui pembuktian tidak terbantahkan (karena ternyata tidak ada bantahan) yang dilakukan oleh personel-personel yang ahli, setelah penyelidikan yang seksama dalam kurun waktu yang panjang. Secara pribadi tindakan WBF ini sangat mengejutkan, karena ternyata dilakukan oleh pemain-pemain kenamaan dengan prestasi dunia. Sebagai insan Bridge, selayaknya kita perlu memberikan perhatian serius terhadap masalah cheating ini. Masalahnya adalah ini tidak hanya masalah pribadi/perorangan dari terken...

Memori Indah 2002

Gambar
Tulisan berikut adalah memori yang indah bagi kami anggota Geologi Bandung yang berhasil mempersembahkan juara antar klub di Palembang tahun 2002 lalu. Tahun itu memang tahunnya Geologi karena pada ajang Antar Klub Asean di tahun itu Geologi juga merebut mahkota juara. Pertama adalah ulasan dari buletin yang terbit sore itu, yang cukup singkat dan padat. GEOLOGI MENCATAT SEJARAH Diambil dari : Buletin Kejurnas 2002, Minggu pagi, 14 Juli 2002 Tim Penyusun : Bert Toar Polii dkk.   Regu Geologi Bandung mencatat sejarah dengan menorehkan namanya menjadi juara Kejurnas Antar Klub setelah di final berhasil menundukkan Patimura Bridge Club. Kemenangan Geologi Bridge Club terasa indah karena dalam perjalanan merebut tangga juara mereka berhasil menundukkan dua tim favorit juara, yaitu Prasetya Sulut dan Patimura Jakarta. Klub dibawah pimpinan Wimpy S. Tjetjep yang mengutamakan pembinaan jangka panjang bukan prestasi “artificial” atau prestasi jangka pendek kini mulai menuai hasilnya...

Mengenal LTPB, Software Pembelajaran Bridge

Gambar
  Pada tahun 2000 lalu sehabis mengikuti PON XV di Surabaya, rekan-rekan di kantor  mendaulat saya untuk mengajari mereka untuk bermain bridge. Saya tidak dapat mengelak dan malah dengan senang hati mengajari mereka. Untuk menambah bahan, iseng-iseng saya mencarinya di internet. Saya mencari ke ACBL dan juga ke teman e-mail saya, Fred Gitelman. Pucuk dicinta ulam tiba, begitulah kata pepatah, saya mendapatkan software pembelajaran bridge yang sangat bagus yaitu LTPB (Learn To Play Bridge).     LTPB adalah hasil kerja sama antara American Contract Bridge League (ACBL) organisasi bridge Negara Paman Sam dengan Bridge Base Inc. pimpinan Fred Gitelman, sebuah perusahaan yang menjadi leader dalam pengembangan software untuk pembelajaran bridge. Bagi para penggemar bridge tentu sudah mengenal Bridge Master dan BBO yang merupakan dua produk Bridge Base Inc yang sangat tersohor di seantero jagat.   LTPB ada dua seri, seri pertama yang kami bahas di sini adalah software pembelajaran bagi yang b...

Bridge Professional, Memang Menggiurkan!!!

Pada tulisan terdahulu,  Bridge Professional, Bagaimana dengan Pemain Indonesia,   telah dituliskan bahwa penghasilan para pemain bridge pro adalah 6 digit mata uang dollar amerika dalam setahunnya. Angka ini jauh lebih baik dari para engineer atau programmer di negara Paman Sam sana. Akibatnya Bridge Pro telah menarik minat para pakar dari bidang lain. Contoh paling anyar adalah  Player of the year ACBL 2015  Cedric Lorenzini dari France. Pemegang gelar doktor dalam bidang Kimia Polymer ini lebih memilih berkiprah di dunia bridge pro dari pada mengandalkan gelar S3-nya. Di samping uang saku yang besar, para pemain bridge pro juga menikmati tinggal di hotel berbintang, diangkut dengan jets pribadi dan menikmati makanan yang mahal serta bersosialisasi dengan orang-orang berduit. Tentunya bonus menanti jika berprestasi. Jelas sekali menjadi pemain bridge professional memang menggiurkan. Sama seperti pengacara, bayaran pemain bridge pro ditentukan oleh:

Bridge Professional, Bagaimana dengan Pemain Indonesia?

Gambar
  Menjadi pemain bridge professional sudah bisa dijadikan sebagai aktifitas yang menghasilkan uang (pekerjaan tetap), tetapi baru di dunia barat sana, khususnya Amerika dan Eropa. Mereka hidup mewah dengan penghasilan yang menggiurkan bukan hanya untuk ukuran Indonesia tetapi juga untuk kehidupan di Eropa dan Amerika. Menurut Bob Hamman para pemain bridge top dunia berpenghasilan antara US$200,000 – US$500,000 per tahunnya. Sebagai gambaran, seorang software developer di negeri Paman Sam hanya digaji sekitar US$96,000, Civil engineer sekitar US$90,00 dan Computer programmer hanya US$80,000 per tahun. Jadi hidup sebagai pemain bridge professional adalah hidup yang makmur.   Uang saku pemain bridge professional ini bukan didapatkan dari hadiah turnamen melainkan dari sponsor yang membiayai mereka. Uang saku para pemain ini tergantung dari banyak hal, diantaranya master point pemainnya, serta gengsi turnamen yang diikuti. Untuk kejuaraan kecil, uang saku juga kecil tetapi jika turnam...