Safety Play di LBI-1
Tamak mungkin adalah sifat dasar manusia. Demikian juga dalam bridge. Sebagai deklerer atau defender kita sering berusaha untuk mendapatkan trik sebanyak mungkin padahal kontrak kita tidak mengharuskan demikian. Mendapatkan trik sebanyak mungki memang tujuan setiap pemain tetapitidak boleh mengabaian keselamatan kontrak kita. Dari sinilah bermulanya konsep safety play yakni suatu teknik bermain aman yang akan menyelematkan kontrak kita. Safety Play bisa menyangkut menghindari bahaya kartu menang kita kena ruff lawan, bahaya jika pembagian suatu warna pincang dan lain sebagainya.
Dalam seri-1 Liga Bridge Indonesia kemaren, anda dihadapkan pada kontrak slam yang sangat bagus 6H.
Di meja, Bambang Hartono-Supeno penawaran berlangsung sebagai berikut:
S B U T
1H pass 1S pass
2H pass 3C pass
3D pass 3H pass
3S pass 4C pass
4D pass 4NT pass
5H pass 6H semua pass
Barat memulai dengan ♦7 dan inilah kartu dummy dan deklerer.
DUMMY
♠ AQJ4
♥ K84
♦ 8
♣ AQ873
Deklerer
♠ K
♥ AJ9532
♦ A92
♣ K109
Menerima kartu pembuka ♦7, dan Tmur main ♦Q, bagaimana rencana main anda?
Seperti terlihat semua side suit loser tidak ada masalah karena bisa dibuang dari kartu menang kita. Persoalan hanya pada suit truf, bisa ada satu atau dua loser.
Deklerer yang ingin mendapatkan semua trik, akan memulai mencabut truf dengan bermain heart kecil ke arah King dengan maksud drop atau finesse ♥Q Timur. Namun kemudian kecele ketika Timur tidak ada.
Pemain nasional open, Supeno Suhendro menunjukkan cara untuk menyelamatkan kontrak ini dengan memulai memainkan ♥A dari Selatan. Cara main ini langsung diberikan reward ketika Timur tidak ada, dan dengan gampang loser heart bisa diminimalisir menjadi satu saja. Demikian juga jika ternyata Barat yang tidak hadir loser heart akan tetap hanya satu trik saja. Kalo semua lawan hadir so habis persoalan.
Nasihat berikut ini peru diingat, Jika kontrak terlihat gampang, bersikaplah pesimis dengan menganggap kartu diluar pincang sehingga kita harus ekstra hati-hati.
Komentar
Posting Komentar